Mendidik anak ketika masih kecil tentunya lain ketika anak sudah menginjak remaja alias pubertas atau ABG. Usia remaja dimulai ketika anak duduk di bangku SMP dan berakhir ketika sudah lulus SMA. Saat anak masih kecil orang tua mempunyai kontrol penuh atas mereka. Tetapi setelah remaja orang tua tidak bisa menerapkan pola pengasuhan seperti ini. Anak yang sudah menginjak remaja, sering merasa dia sudah tahu, sudah mempunyai pilihan sendiri untuk bertindak dan inginnya kebebasan. Usia remaja adalah usia yang rawan, perlunya menyikapinya agar anak-anak tidak salah jalan.
Agar anak remaja tidak salah jalan, bagaimana seharusnya orang tua di dalam mendidik mereka :
Menjadi sahabat mereka
Cobalah menjadi sahabat anak kita. Pintar-pintar memposisikan diri di hadapan mereka. Jangan menempatkan diri menjadi orang tua yang arogan, memaksakan keinginan pada anak. Hargai pendapat mereka, jadi pendengar yang baik bagi mereka dan menjadikan diri kita menjadi tempat curhat. Biarkan mereka mengemukakan pendapatnya, ide, unek-uneknya dan jangan menyela, karena menyebabkan tidak tuntasnya masalah yang disampaikannya. Jika mereka mau bercerita pada kita, berarti mereka mau terbuka. Ajak mereka berdiskusi, untuk mencari jalan keluar yang terbaik, dan diskusi hendaknya tanpa menggurui, karena anak remaja sering merasa dirinya sudah tahu segalanya, dan nasehat yang diberikan kepada anak remaja kita jangan terlalu panjang dan menghakimi.
Jangan over protektif
Masa remaja adalah masa di mana anak mengalami masa pubertas. Ada perubahan fisik dan ada perubahan tingkah laku. Mereka sudah mulai tertarik dengan lawan jenisnya. Selain itu di dalam pergaulan, anak remaja cenderung senang bergaul dengan sesama komunitas. Bisa komunitas dari teman-teman sekolan, teman-teman les, teman-teman sehobby dan lain-lain.
Sebagai orang tua jangan terlalu protektif terhadap mereka. Beri pengertian dampaknya jika salah memilih teman dan beri pengertian tentang pergaulan beda jenis kelamin serta batasan-batasan, aturan-aturan yang harus ditaati.
Hindari kata-kata kasar dan tindakan kasar
Ketika anak remaja kita mencoba membuat ulah, cobalah dinasehati secara baik-baik. Jangan sekali-kali mencaci maki dengan kata-kata kasar bahkan dengan tindakan kasar misalnya memukul, menendang dan lain-lain. Selain dampaknya akan terekam di memori anak, hubungan dengan orang tua akan menjadi renggang.
Berikan pendidikan agama
Didiklah anak sejak kecil dengan nilai-nilai agama. Agar mereka tidak terjerumus ke jalan yang tidak benar. Tanamkan nilai akidah, rasa hormat pada orang tua, pendidikan moral, akhlak, tingkah laku yang baik dan tatanan hidup si anak sesuai dengan agama Islam. Insya Allah anak akan tumbuh menjadi anak yang patuh pada Allah, hormat pada orang tua dan jauh dari perbuatan tercela.
Amin.
Semoga bermanfaat.
dari berbagai sumber
0 komentar:
Posting Komentar